Minggu, 06 Mei 2012

Bertemu Bencong Lebih Menakutkan Daripada Bertemu Setan

Kebanyakan orang Indonesia itu takut sama setan, yang emang entah kenapa setan Indonesia itu selalu berbentuk aneh dan mengerikan. Coba lihat setan luar negeri, ganteng-ganteng kaya vampir atau suka pamer badan berotot kayak manusia serigala (berdasarkan film twilight sih), orang-orang kan gak bakal takut, malah ngebet pengen ketemu.
Aku sendiri gak bisa dibilang takut sama setan. Udah beberapa kali aku dapat near ghost experience yang artinya pengalaman dekat hantu, mulai dari dicolek, ditindih, sampe dibisikin (hantunya manja ih). Karena itu, aku gak berapa takut lagi sama setan, walaupun tetap gak mau ketemu.
Daripada ketemu hantu, yang lebih kutakuti adalan near bencong experience atau pengalaman ketemu bencong.
Mohon dimengerti, bencong disini bukanlah cowo yang kelakuannya melambai. Itu sih cukup normal menurutku, toh mereka masih suka cewek. Malah banyak combai (cowok melambai) adalah teman yang paling enak buat curhat.

Bukan combai, bencong disini adalah laki-laki dengan badan cukup kekar tapi pakai baju cewe yang sangat seksi. Waktu kubilang seksi, itu benar-benar sangat seksi, dengan celana super pendek dan baju agak terbuka. Bayangkan seseorang yang memakai baju itu punya muka yang mirip dengan Nurdin Halid. Menyeramkan!
Dan bencong-bencong ini terkenal agresif. Aku pernah melihatnya. Ketika aku menunggu pesanan makananku, datang seorang bencong untuk mengamen di meja sebelah. Bajunya seksi, pakai stoking jaring lagi. Awalnya dia cuma ngamen, menyanyikan lagu yang gak pernah kudengar, terus karena orang-orang disitu senyum-senyum, dia makin bertingkah. Dia duduk disamping salah satu orang (sambil tetap nyanyi), terus...terus...dia ngelus-ngelus paha tuh orang! Ya ampun! Pahit, pahit, pahit. Langsung aja aku kabur, padahal pesanan belum diambil.
Susahnya lagi, kalau bencong udah ngamen, banyak maunya. Gak dikasih uang, kita diteror terus. Langsung dikasih uang sebelum dia nyanyi, eh malah ngomong "Ih, Biarin eike nyanyi dulu dong" dengan nada manja yang bikin merinding sekaligus mual.
Near Bencong Eksperience yang paling menakutkan bukan itu. Suatu malam, angin menderu-deru kencang, perut meraung-raung, maka aku memutuskan untuk pergi beli nasi yang digoreng-goreng.
Singkat cerita, itu udah hampir tengah malam, dan keadaan lumayan gelap. Saat aku berjalan sendirian dalam suasana seperti itu, aku bertemu dengan 3 bencong. 3 BENCONG SAUDARA-SAUDARA! Mereka, seperti biasa, pakai pakaian seksi dengan tingkah manja. Bulu kudukku merinding.
Aku gak tahu harus ngapain, kalau balik langsung lari, entar dikejar lagi (emangnya anjing! tidak ada maksud menyamakan ya). Mau mutar terus jalan balik? percuma, mereka udah lihat aku, dan bisa-bisa mereka malah makin ngegodain nanti. Jadi aku memutuskan melewati mereka sambil membaca surat-surat pendek yang kuhapal.
Waktu berpapasan, salah seorang menyapaku, "Hai cewek" dengan nada 'mengerikan' itu. Seumur hidup, cuma saat itu aku punya perasaan takut diperkosa. Gak jawab, aku pura-pura gak dengar dan terus aja jalan. Untunglah, mereka gak tertarik sama aku. Mungkin mereka juga sadar kalau aku punya muka dibawah standar. Itulah pengalaman terseram menurutku. Ditindih setan lewat deh.
Tapi, gak semua bencong punya sifat agresif. Ada juga bencong yang pernah kulihat, dia ngamen di lampu merah buat bantu ibu-ibu pengemis. Yang kayak gini ini namanya bencong yang budiman. Mudah-mudahan semua bencong di dunia ini mengikuti perilakunya.

0 komentar:

Posting Komentar