Generasi Kartini masa kini tengah menjadi pecandu
kecantikan! Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah Kartini-Kartini
plastik! Kartini yang terbuai jaman kejayaan Barbie.
Parahnya, siapa ingat Kartini? Hanya ada Katy
Perry, Lady Gaga, Barbie dan tetek-bengek yang jauh dari budaya lokal. Kartini
masa kini tertidur, mati suri, tidak tahu kapan bangun.
Mau sampai kapan? Jangan jadi Kartini deh…jadi
dirimu saja. Jadi perempuan.
Ini adalah berbagi isi
kepala versi saya, menuangkan unek-unek, isi kepala, emosi, rasa hina, dan
sebagainya. Mungkin saya prihatin dengan sistem pendidikan negara yang super
bobrok.
Nyinyir
a.k.a mbribik menjadi hal yang sangat
memprihatinkan buat saya, karena efeknya sangat beragam, terutama pada
psikologi seseorang. Tapi bagi saya, nyinyir yang paling memberikan efek
menyiksa adalah nyinyir dengan kata-kata yang menjatuhkan secara mental.
Rasa
ingin lebih menonjol atau mendapatkan perhatian lebih dari orang lain menjadi
wajar dimiliki manusia. Tapi sering kali yang menjadi jalan pintas untuk
membuat diri terlihat lebih baik adalah dengan menjelek – jelekan orang lain,
atau meremehkan orang di sekitar kita. Keduanya menjadi cara yang dipilih untuk
menutupi kelemahan, yang tanpa disadari memamerkan habbit jelek seseorang.
Saya
tidak membela diri dengan ingin menunjukkan kalau saya orang bersih, polos yang
tidak pernah menyinyir. Karna sadar atau tidak sadar saya telah melakukannya,
bahkan pada diri saya sendiri. Dan dengan menyadari ini setidaknya saya bisa
meng-kontrol kebiasaan saya membicarakan dan meremehkan seseorang.
Mungkin
saya adalah salah satu dari banyak orang yang menyadari bahwa menjadi korban
bullying, dan diremehkan orang itu menyakitkan. Kemudian seperti biasa, akan
ada pilihan. Apa saya akan melampiaskan perasaan sakit ini dengan balik
membully dan meremehkan orang lain? Atau mencegah orang lain untuk merasakan
hal yang sama?
Bagi
saya, nyinyir merupakan salah satu alat yang ampuh untuk membunuh seseorang,
yang dimulai dengan penyiksaan.
Menjadi
perempuan adalah sebuah tantangan dan kebanggan di saat yang sama. Ketika kita
sudah menerima dan mensyukuri, maka emansipasi perlahan akan undur diri,
tergantikan dengan toleransi dan saling menghargai sesama manusia.





0 komentar:
Posting Komentar